Rabu, 30 Oktober 2013

KARYA ILMIAH 9




PEMBANGUNAN EKONOMI, SALAH SATU POKOK KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DI INDONSESIA


(Materi Diskusi)   








Oleh: Muh Abdul Halim, SE, MSi





PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AHMAD DAHLAN
JAKARTA
Desember 2007







Ekonomi Makro

Ekonomi makro atau makro ekonomi adalah bidang ilmu yang mempelajari keseluruhan ekonomi dalam bentuk jumlah barang dan jasa yang diproduksi, total pendapatan yang dihasilkan, tingkat pengangguran, serta sifat umum harga barang. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

A.           Asal Mula Konsep-Konsep Ekonomi Makro

Hingga 1930 sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Ekonomi Keynesian didasarkan pada gagasan-gagasannya.

B.     Pendekatan Analitik

Pembedaan tradisional adalah antara dua pendekatan berbeda ke ekonomi : ekonomi Keynesian, memusatkan pada permintaan; dan ekonomi sisi-penyediaan (atau neo-klasik) yang memusatkan pada persediaan. Keduanya tidak bisa berjalan sendiri, namun ini hanya permasalahan penekanan.

C.     Tujuan Ekonomi Makro
Ada empat tujuan yang ingin dicapai kebijakan ekonomi makro. Secara garis besar, ke empat tujuan itu ialah :


1.   Output atau pendapatan nasional riil yang tertinggi dan terus meningkat
2.    Tingkat kesempatan kerja yang tinggi dan pengangguran yang rendah sehingga akan mengurangi kemiskinan.
3.   Tingkat harga-harga yang stabil atau naik secara perlahan-lahan
4.    Perdagangan internasional yang kuat ditandai dengan kurs valuta asing yang stabil dan nilai ekspor dan impor yang seimbang.
Untuk mencapai ke empat tujun tersebut, Pemerintah dapat menggunakan instrument yaitu :
1.             Kebijakan fiskal, yakni belanja Negara dan perpajakan. Belanja Negara akan mempengaruhi permintaan agregat melalui konsumsi pemungutan pajak yang akan mengurangi pendapatan sehingga akan mengurangi pengeluaran perorangan. Secara bersamaan konsumsi dan pajak juga mempengaruhi penanaman modal dan output potensial. Dengan demikian, kebijakan fiskal selalu berakibat pada tingka,t pengeluaran total dan akhirnya mempengaruhi GNP riil.

2.       Kebijakan moneter yang menjadi otoritas Bank Indonesia (BI). Kebijakan moneter pada prinsipnya ialah untuk menentukan jumlah uang beredar dengan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Biasanya perubahan jumlah uang yang beredar akan menaikan atau menurukan tingkat suku bunga, serta mempengaruhi jumlah pengeluaran untuk barang-barang modal seperti mesin atau bangunan. Kebijakan moneter, dengan demikian berperan penting baik terhadap GNP aktual maupun GNP potensial.

3.             Kebijakan ekonomi internasional. Dalam hal ini Pemerintah dan BI dapat mengintervensi kegiatan perdagangan internasional. Kebijakan-kebijakan tersebut biasanya juga digunakan untuk mempertahankan keseimbangan pasar valuta asing.

  1. Kebijakan pendapatan oleh Pemerintah untuk mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Misalnya memlalui ketentuan upah minimum dan harga produk tertentu untuk menaikan pendapatan ataupun untuk menekan laju inflasi.

Pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu Negara.
Pembangunan ekonpmi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu Negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalan struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga pengetahuan dan teknik.

v   Faktor
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi.
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu Negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan inventasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Faktor non-ekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik dan sistem berkembang dan berlaku.

v   Ekonomi Makro Indonesia Kuat Hadapi Ancaman Krisis
Fundamental ekonomi makro Indonesia saat ini jauh lebih kuat untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada 1997. Jika dilihat dari sisi arus investasi portofolio, keadaan Indonesia saat ini memang sama seperti yang terjadi pada 1997. Meski demikian, konstelasi perekonomian sekarang jauh lebih bagus dari 2007. Hal itu ditandai dengan kuatnya cadangan devisa saat ini yang mencapai 49 Miliar dolar AS, sedangkan pada 1997 cadangan devisa diserbu para spekulan. Indikasi kuatnya perekonomian tersebut adalah nilai ekspor yang menguat, selain itu ditandai juga dengan penguatan nilai rupiah.
Konsep
Melihat uraian konsep teoretis tersebut, jelaslah bahwa membaiknya indikator ekonomi yang terjadi saat ini hanyalah semata-mata sasaran antara. Sedangkan sasaran utama yang sebenarnya dapat merupakan tolok ukur keberhasilan suatu pemerintahan dalam menyelenggarakan perekonomian Negara adalah berkurangnya tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan.
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah maupun BI tampaknya hanyalah terlalu berorientasi pada stabilitas makro-ekonomi seperti menjaga stabilitas neraca pembayaran, memfpkuskan pada defisit anggaran, penguatan nilai tukar rupiah dan menjaga tingkat inflasi yang sebenarnya semua itu adalah sasaran antara saja. Sedangkan sasaran utama berupa pengurangan tingkat pengangguran dan kemiskinan belumlah terwujud sesuai harapan. Padahal kedua sasaran itu adalah merupakan bagian dari sembilan prioritas pembangunan yang dicanangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2007.
Makro dapat diartikan melingkupi kebijakan makro, termasuk kebijakan moneter nilai tukar uang dengan tingkat suku bunga. Kebijakan fiskal seperti insentif perpajakan, kebijakan perdagangan (trade policy) yang meliputi infrastruktur distribusi ekspor dan impor serta kebijakan investasi.

v  Kebijakan-kebijakan  teknologi  keamanan  nasional  dan  pembangunan ekonomi
Selanjutnya akan berguna bagi kita yang berkecimpung dengan kebijakan-kebijakan teknologi yang menunjang keamanan nasional dan pembangunan ekonomi, untuk memperhatikan ancaman baru ini dan menanganinya. Jika tidak, ancaman ini seperi halnya semua ancaman lainnya akan hilang bersamaan dengan menghilangnya umat manusia itu sendiri. Namun ancaman-ancaman baru dan perkembangan-perkembangan baru hanya merupakan dua sisi mata uang yang sama, dan hal ini merupakan proses pembangunan manusia. Pada akhirnya, manusialah yang merupakan pemeran utama dan menjadi fokus perhatian utama kita.

Pokok Bahasan
Pertama-tama sangat penting untuk diingat bahwa keamanan nasional dan pembangunan ekonomi serta ancaman-ancaman terhadapnya hanya timbul dalam rangka interaksi antara sumber daya manusia dan sumber daya alam. Kami akan memusatkan bahasan kami pada analisis reaksi manusia. Pada ancaman terhadap kemanan nasional dan penibangunan ekonominya.
A.    Ancaman Internal
1.   Berhubungan  dengan  ada  dan  tiadanya  pembangunan  ekonomi  yang berlanjut. Dalam hubungan ini kita dapat menganali rasio antara laju pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk sebagai salah satu indikator konflik yang disebabkan oleh kebijakan ekonomi. Dalam hubungan ini kita catat bahwa apabila rasio tersebut jauh lebih besar dari satu, maka konflik dalam masyarakat karena sebab-sebab ekonomi akan lebih kecil karena laju pertumbuhan pendapatan per-kapita cukup tinggi sehingga dapat memberikan peningkatan yang berlanjut dalam kesejahteraan bagi masyarakat. Sebaliknya, juga merupakan pengalaman kita bersama bahwa apabila rasio tersebut hanya sedikit di atas satu atau kurang dari satu maka akan timbul ancaman-ancaman terhadap keamanan nasional.
2.    Ancaman internal adalah persepsi mengenai kecenderungan (trend) kenyataan dewasa ini dibandingkan terhadap situasi pada awal proses realisasi atau pelaksanaan cita-cita bersama mengenai masa depan yang lebih baik diukur dari sudut keadilan dalam pembagian pendapatan dan tanggungjawab sosial, dari sudut keadilan hukum, dan dari sudut kesejahteraan ekonomi dan sosial. Apabila kenyataan hari ini dipersepsikan jauh diatas kecenderungan kearah realisasi cita-cita bersama ini, kemungkinan timbulnya ancaman-ancaman akan lebih kecil daripada apabila kenyataan-kenyataan hari ini dinilai jauh kurang daripada yang seharusnya.

B.            Ancaman Eksternal

1.  Ketidak-stabilan keamanan nasional Negara tetangga yang tidak terpecahkan terus menerus disebabkan tiga alasan tersebut di atas baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
2.  Upaya Negara tetangga untuk mengeluarkan pertumbuhan ekonomi perkapita yang secara marjinal negatif atau positif yang disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam sumber-sumber alam atau sumber daya manusia (SDM), dengan melakukan tekanan atau menampilkan ancaman pada Negara lain.

C.     Ancaman Liberalisasi

1.    Dunia yang menghadirkan gerak globalisasi dan universalitas nilai-nilai liberalisme telah menciptakan perubahan yang begitu besar dalam tata cara pergaulan internasional. Dampaknya telah dirasakan oleh semua Negara di dunia termasuk Indonesia.
2.   Bagi bangsa Indonesia, liberalisme jelas merupakan ideologi yang dapat mengancam kelangsungan kebangsaan Indonesia karena secara material, di dalamnya terkandung nilai-nilai sosial-politik yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sikap politik bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Kesimpulan Bahasan
Menilik dari pengertian di atas, sudah cukup gamblang bagi bangsa Indonesia bahwa gerakan globalisasi dengan ideologi liberalismenya secara material adalah upaya sistematis taktis, dari Negara Barat yang diarahkan untuk meruntuhkan kesepakatan politik bangsa Indonesia dalam memandang hakikat nation state. Nilai-nilai sosial politik ideologi liberalisme yang bersifat ekstrem dan bertentangan dengan ideologi Pancasila tersebut adalah sebagai berikut:

1.             Ideologi liberalisme menawarkan prinsip kebebasan individual secara mutlak. Sementara dalam Pancasila adalah pengakuan kebebasan/kemerdekaan yang tetap berpijak pada nilai-nilai moral, kesusilaan, dan mempertimbangkan aspek keadilan.

2.             Ideologi liberalisme menghendaki adanya sistem pengelolaan perekonomian secara bebas dan tidak menghendaki adanya keterlibatan Negara (pemerintah) dalam menciptakan kesejahteraan sosial-ekonomi rakyat. Kesejahteraan masyarakat akan tercipta jika mekanisme pasar berjalan secara efisien, dan agar dapat berjalan secara efisien pemerintah tidak perlu terlibat terlalu jauh dalam pengelolaan makro ekonomi Negara. Menurut ideologi Pancasila, kesejahteraan sosial-ekonomi rakyat merupakan tujuan dari hakikat nation state itu didirikan, sehingga menciptakan kemakmuran rakyat menjadi tanggung jawab politik Negara melalui keterlibatannya dalam pengelolaan perekonomian.

3.       Ideologi liberalisme menganut sistem nilai demokrasi yang menggunakan ukuran pembenaran berdasarkan kebutuhan diktator mayoritas, sehingga untuk mencapainya cukup dengan ukuran 50% ditambah 1 selesai. Namun demokrasi yang dicita-citakan ideologi Pancasila tidaklah begitu, perwujudan demokrasi harus tetap memberikan perlindungan terhadap eksistensi kepentingan kelompok minoritas sehingga proses penentuan keputusan menurut Pancasila tidak bisa atau tidak cukup dengan hanya 50% ditambah 1 tetapi harus melalui musyawarah untuk merumuskan sebuah keputusan dalam persepktif kepentingan bersama yang berkeadilan.
v  Upaya yang perlu dilakukan :

1. Membangun kesadaran politik dengan definisi tegas bahwa globalisasi dengan liberalisasinya pada dasarnya merupakan cara-cara taktis yang dilakukan oleh Negara liberal-kapitalis untuk memperjuangkan kepentingan neokolonialisme.
2.   Menumbangkan doktrin-doktrin antinasionalisme guna menumbuhkan kembali semangat nasionalisme. Karena hanya dengn nilai-nilai nasionalisme potensi kekuatan nasional dapat terdefinisikan guna meyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
3.    Mendinamisasikan pengertian penanaman semangat nasionalisme sesuai dengan perkembangan zaman. Karena perjuangan mempertahankan natioan state dalam dimensi selanjutnya adalah menciptakan kemandirian politik bangsa Indonesia di segala bidang yang didasarkan pada tekad kekuatan untuk ingin mengungguli bangsa lain.

v  Kebijakan Ekonomi Makro Tak Berpihak pada Rakyat Kecil

Kebijakan ekonomi yang pro rakyat, tanpa anti terhadap ekonomi pro pasar merupakan jalan tengah atas persoalan ekonomi yang melilit bangsa ini. Menjelaskan masih banyaknya kemiskinan dan pengangguran di Indonesia karena kebijakan makro Pemerintah tidak berpihak kepada rakyat, tetapi lebih berpihak kepada elit penguasa dan juga pengusaha. Kebijakan Pemerintah harus pro rakyat dan tidak perlu menuruti orang asing terutama AS yang terus menerus mengintervensi Indonesia dalam hal ekonomi. Dalam rangka ekonomi yang berkeadilan sosial maka perlu dilakukan restukturisasi pajak, dimana orang yang kaya dikenai pajak lebih besar dibandingkan dengan rakyat kecil.

v  Risiko Investasi di Pasar Modal
Kondisi ekonomi makro yang secara tidak langsung mempengaruhi harga saham, antara lain tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan kondisi politik dalam negeri. Contohnya tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan pasar modal menjadi lesu dan tidak bergairah. Secara sederhana, inflasi adalah suatu kondisi ketika harga barang-barang pada umumnya menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Inflasi tersebut bisa saja berasal dari sektor riil maupun moneter.
Namun yang berkaitan langsung dengan pasar modal adalah inflasi yang berasal dari sektor moneter. Misalnya kebijakan suku bunga. Sudah menjadi patokan dasar, apabila tingkat inflasi naik, hal itu akan diikuti kenaikan tingkat suku bunga. Sebab jika ,suku bunga tidak dinaikan, tidak akan ada orang yang mau menabung uangnya di Bank. Kenaikan suku bunga akan berimbas pada pasar modal. Saham menjadi tidak menarik karena investor akan memboyong dana pasar modal ke perbankan.
Kecenderungan tersebut di pasar modal adalah perkara lumrah. Faktor yang selalu menyertai langkah pemodal di pasar modal. Berikut ini beberapa petunjuk praktis bagi investor sebelum memulai membeli saham, memahami risiko investasi pada saham. Perlu diingat, investasi di saham bukan investasi bebas risiko (risk free). Ada beberapa risiko yang memang menjadi karakteristik saham dibandingkan instrument investasi lain.
Kondisi ekonomi makro. yng secara tidak langsung niempengaruhi harga saham misalnya inflasi, suku bunga serta kondisi politik di dalam negeri dan luar negeri. Tentukan tujuan investasi. Tujuan investasi ini kan mempengaruhi perilaku dalam berinvestasi. Pada dasarnya, tujuan investasi pada saham itu adalah untuk memperoleh capital gain dan divinden. Jika capital gain menjadi tujuan investasi, Risiko investasi pada saham misalnya kemingkinan mengalami kerugian (capital loss), kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi di instrument lain (opportunity loss), dan adanya kemingkinan emiten akan dilikuidasi. Karena saham selalu ditransaksikan, kemingkinan investor mengalami kerugian, terutama disebabkan adanya fluktuasi harga saham. Faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham antara lain kinerja dari emiten yang bersangkutan, kondisi ekonomi makro, kekuatan pasar, dan faktor-faktor lain.
biasanya investor akan cenderung menjadi agresif dengan mengambil posisi jual atau beli yang cukup sering di pasar.
Di lain pihak, jika divinden menjadi tujuan utama, investor akan cenderung menjadi pasif dan sangat berhati-hati dalam memilih saham yang dapat memberikan dividen paling besar. Sumber dana yang digunakan. Fluktuasi pasar modal yang selalu berubah dari waktu ke waktu menyebabkan investor perlu selektif dalam menggunakan dana bagi kepentingan investasi. Utuk itu, sebaiknya dana yang di investasikan adalah dana yang tidak mempengaruhi kondisi likuiditas.


DAFTAR PUSTAKA


www.yahoo.com
http://www.geocities.com/Eureka/Concourse/8751/versib/awam.htm http://www.eramuslim.com/berita/nas/448d6098.htm
Harian Kompas, Senin, 9 Oktober 2007.
Harian Republika, Senin, 9 Oktober 2007
Majalah InfoBank, Edisi November 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar